Selasa, 28 Oktober 2014

 
Bismillahirroh manirrohim (sebutkan dengan nada rendah/kecil)

Yang terhormat para sesepuh (sebutkan nama lengkap serta gelarnya)
Yang terhormat para senior kepemudaan

Yang terhormat demisioner ketua pemuda periode 2010-2011 (sebutkan nama lengkapnya)
Yang terhormat ketua pemuda 2011-2012 (sebutkan nama lengkapnya)
Serta para Hadirin dan hadirat yang kami hormati,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pertama-tama Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat yang dianugerahkan kepada kita semua, sehingga khususnya pada malam / siang hari ini kita semua diberi kenikmatan berupa kesehatan jasmani dan rohani, sehingga bisa hadir dan bertatap muka di tempat yang insya Allah diberkahi oleh Allah SWT, dalam rangka “Acara Kepemudaan” .
Salawat serta salam, semoga tercurah-limpahkan kepada junjungan kita, kepada putra padang pasir, baginda nabiyullah Muhammad Sallallahu alaihiwasalam.

Selanjutnya saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap hadirin yang dengan tulus ikhlas sudi meringankan langkah meluangkan waktu, untuk menghadiri “Acara Kepemudaan” ini.
Saya selaku ketua panitia penyelenggara acara ini, menyampaikan beribu-ribu maaf, bila mana dalam berjalannya acara ini ada kekurangan dalam pelayanan serta ada hal-hal yang sekiranya dalam berlangsungnya acara ini yang tidak berkenan di hati.

Mungkin itulah sedikit sambutan yang bisa kami sampaikan, bila mana ada kekurangan atau kesalahan, itu semata-mata kekhilafan kami, dan bila mana ada kebaikan atau hikmah yang bisa kita petik, baik dalam sambutan ini serta dalam berlangsungnya acara nanti, itu semua semata-mata atas keberkahan dan kemuliaan Allah SWT.

AKHIRU KALAM…
WALLAHULMUWAFIQ ILA AQWAMI ATH-THORIQ
FASTABIQUL KHAIRAT

WASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.
 Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup
[Al Islam 618] Peristiwa turunnya al-Quran di bulan Ramadhan setiap tahun senantiasa diperingati, begitu pula tahun ini seperti yang marak dilakukan pada hari-hari ini. Peringatan itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas diturunkannya al-Quran. Ramai dan semaraknya peringatan Nuzulul Quran di negeri ini patut mendapat apresiasi. Namun tentu saja peringatan itu tidak boleh berhenti hanya sebatas seremonial semata seperti yang terlihat selama ini.

Pengkerdilan Al-Quran
Seruan “membumikan al-Quran” oleh orang-orang liberal dimaknai sebagai reaktualisasi al-Quran. Reaktualisasi al-Quran dimaknai bahwa kandungan al-Quran harus ditafsirkan sedemikian rupa hingga sejalan dengan realitas aktual. Agar al-Quran sejalan dengan perkembangan zaman modern maka harus ditafsirkan ulang supaya bisa sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan pemaknaan seperti itu akhirnya al-Quran ditundukkan pada perkembangan zaman. Bagaimana mungkin al-Quran justru ditundukkan pada realitas rusak saat ini, padahal al-Quran itu diturunkan untuk menjadi petunjuk hidup umat manusia?
Bahkan ada yang lebih lancang dengan menggugat keaslian al-Quran. Ada juga yang menuduh bahwa al-Quran itu tidak lepas dari ucapan dan pengungkapan Muhammad yang tidak bisa dilepaskan oleh pengaruh konteks zamannya. Seruan dan tuduhan seperti itu pada akhirnya justru akan merusak keyakinan umat akan kesucian al-Quran dan bahwa al-Quran itu merupakan wahyu dari Allah SWT baik lafazh maupun isinya sehingga pasti benar. Tak diragukan lagi bahwa seruan seperti itu bukan mendekatkan kepada al-Quran tapi sebaiknya justru menjauhkkan umat dari al-Quran. Sayangnya seruan yang berasal dari para orientalis itu justru diusung orang muslim yang dianggap intelektual. Tentu saja seruan itu dan semacamnya harus diwaspadai oleh umat siapapun yang membawanya.
Disamping semua itu, juga ada beberapa sikap keliru terhadap al-Quran. Kadang kala yang terjadi adalah mistikasi al-Quran. Al-Quran diangap sebagai ajimat pengusir setan. Padahal, al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia, penjelasan atas petunjuk itu dan pembeda antara hak dan batil, benar dan salah, baik dan buruk serta terpuji dan tercela.
Begitu juga, sudah mentradisi, setiap tahun turunnya al-Quran dirayakan secara seremonial. Al-Quran dibaca dan didendangkan dengan merdu di arena MTQ, tadarusan al-Quran juga marak, dsb. Namun sayang, aktivitas tersebut belum diikuti dengan pemahaman atas maksud diturunkannya al-Quran. Al-Quran yang diturunkan sebagai solusi atas persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, justru dijauhkan dari kehidupan.
Al-Quran merupakan kalamullah dan membacanya merupakan ibadah. Betul, bagi seorang Muslim, sekadar membacanya saja berpahala (Lihat: QS al-Fathir [35]: 29), bahkan pahala itu diberikan atas setiap huruf al-Quran yang dibaca. Akan tetapi, yang dituntut oleh Islam selanjutnya adalah penerapan atas apa yang dibaca. Sebab, al-Quran bukan sekedar bacaan dan kumpulan pengetahuan semata, tetapi petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan juga harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Sering kita mendengar pernyataan bahwa al-Quran adalah pedoman hidup. Tetapi nyatanya al-Quran tidak dijadikan sebagai sumber hukum untuk mengatur kehidupan. Al-Quran hanya diambil aspek moralnya saja sementara ketentuan dan hukum-hukumnya justru ditinggalkan.
Semua sikap itu sering diklaim sebagai sikap mengagungkan al-Quran. Disadari atau tidak semua sikap itu masih terjadi di tengah masyarakat. Padahal sesungguhnya sikap-sikap itu bukan bentuk pengagungan terhadap al-Quran, tapi sebaliknya justru pengkerdilan terhadap al-Quran. Bahkan boleh jadi semua itu termasuk sikap yang diadukan oleh Rasulullah saw dalam firman Allah SWT:

HUKUM BACAAN TAJWID AL QURAN

Pengertian Tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengucapkan atau membunyikan huruf-huruf yang terdapat di al-Quran atau bahasa arab pada umumnya. Sebagai muslim diwajibkan untuk mengetahui hukum tajwid secara benar sehingga kita dapat mengucapkan bacaan di Alquran dengan benar.
Dalil hukum penggunaan Tajwid di dalam Al Quran adalah QS:Al-Muzzammil (73): 4 yang kurang lebih dalam bahasa indonesia adalah “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”. Sekarang anda sudah mengerti tentang pengertian dari tajwid,
Sekarang kita akan belajar ilmu tajwid yang terdiri dari berbagai hal semacam Hukum taawuz dan basmalah, Hukum nun mati dan tanwin, Hukum mim mati, Hukum mim dan nun tasydid, Hukum alif lam ma’rifah, Hukum idgham, Hukum mad, Hukum ra’, Qalqalah, Makhraj huruf, Sifat huruf, Waqaf (وقف) Tanda-tanda waqaf, dan banyak lagi.
Karena begitu banyaknya hukum bacaan Tajwid, Saya sudah sediakan link download tentang ebook maupun software tentang ini. Jadi tinggal download dan praktekkan di rumah.
Sofware belajar ilmu tajwid :
Jika link ada yang rusak, silaahkan gunakan link download ilmu hukum dan bacaan dibawah ini :
Sedangkan untuk eBook yang berisi tentang hukum tajwid bisa di download pada link dibawah ini :
Semua software maupun ebook tentang ilmu pengertian tajwid diambil dari berbagai sumber.
Dengan mempelajari diharapkan anda dapat membaca bacaan alquran dengan benar. Terutama anda mengerti tentang Hukum taawuz dan basmalah, Hukum nun mati dan tanwin, Hukum mim mati, Hukum mim dan nun tasydid, Hukum alif lam ma’rifah, Hukum idgham, Hukum mad, Hukum ra’, Qalqalah, Makhraj huruf, Sifat huruf, Waqaf (وقف) Tanda-tanda waqaf, dan banyak lagi.
Bagi kamu yang telat belajar ilmu tajwid tidak apa2, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.Dan bagi yang sudah belajar bacaan tajwid dengan benar, saya harap ilmu kamu akan semakin dalam atas berbagai software dan ebook diatas.Dan kamu juga bisa share file diatas untuk orang yang kamu inginkan.
Bagi yang merasa ilmu dari tajwid benar, saya harapkan untuk berbagi ilmu hukum tajwid itu, seperti kata pepatah siapa yang menanam kebaikan dia akan memanen kebaikan juga. Jadi marilah kita sebagai sesama muslim untuk terus berbagai ilmu terutama imu islam dan salah satunya adalah bacaan tajwid diatas.

 Ilmu tajwid menurut bahasa adalah : Memperelokkan atau memperindah sesuatu.
Menurut istilah ilmu tajwid adalah : melapazkan setiap hurup dari makhrojnya secara benar serta memenuhi hak-hak setiap hurup. Atau pengetahuan serta kaidah dan cara–cara membaca Al-qur’an dengan sebaik-baiknya serta dengan benar.
Dalam mempelajari ilmu tajwid yang menjadi pokok bahasan utama iyalah hurup-hurup hijaiyah yang 29, dalam pelapazsannya dan bermacam-macam harkat atau barisnya serta, dalam bermacam-macam hubunganya, dan juga mengenai kaidah-kaidah dan cara-cara bacaannya secara keseluruhan dalam membaca Al-qur’an.
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah: fardhu kifaya dan membaca Al-qur’an dengan baik serta sesuai dengan ilmu tajwid itu hukumnya Fardhu ‘Ain. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk memelihara bacaan Al-qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca.




GHUNNAH MUSYADDADAH
(نّ - مّ)

Yang dinamakan ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ). Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung yang sempurna (2 / 3 harakat)
Perhatikan contoh berikut :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ


 
HUKUM BACAAN NUN SUKUN DAN TANWIN
نْ ( ً ٍ ٌ )

A. Idzhar Halqi
Yang diamakan idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ
Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas.
Contoh :
ء - مَنْ اٰمَنْ ح - مِنْ حمَِيْمٍ خ - مِنْ خَلاَقٍ
ع - اَنْعَمْتَ غ - مِنْ غِسْلٍ ﻫ - مَنْ هَلَكَ
B. Iqlab
Yang dinamakan iqlab adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun ketika bertemu dengan huruf Ba' (ب)
Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
C. Idghom Bighunnah
Yang dinamakan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4, yaitu : ي م ن و Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengung yang lama.
Contoh :
ي - قُلُوْبٌ يَّوْمَئِذٍ م – عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
ن – عَنْ نَّفْسِهِ و – مِنْ وَّرَائِهِمْ
D. Idghom Bila Ghunnah
Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ل ر Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung.
Contoh : ل - مِنْ لَّدُنْهُ ر – رَبٍّ رَّحِيْمٍ
E. Ikhfa' Haqiqi
Yang dinamakan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan menyamarkan (antara idzhar dan idgham) disertai dengan dengung yang sempurna.
Contoh :
ت - مِنْ تَحْتِهاَ ث - مَاءً ثَجَّاجًا ج - اَنْجَيْنَاكُمْ
ش – عَذَابًا شَدِيْداً د – مِنْ دُوْنِ اللهِ ذ – مَنْ ذَاالَّذِيْ
س – اِنَّ الْاِنْسَانَ ش – عَذَابٌ شَدِيْدٌ ص – وَلَدًاصَالِحًا
ض – مَنْضُوْدٍ ط – وَمَا يَنْطِقُ ظ – عَنْ ظُهُوْرِهِمْ
ف – عُمْيٌ فَهُمْ ق – رِزْقًاقَالُوْا ك – كِرَامًاكَاتِبِيْنَ


HUKUM BACAAN AL
(اَلْ)

A. Idzhar (Al) Qomariyyah
Yang dinamakan Idzhar qamariyyah adalah apabila ada "Al" bertemu huruf qamariyah yang berjumlah 14, yaitu : ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ء ي
Apabila ada bacaan "Al" bertemu dengan huruf qamariyah tersebut maka "Al" tetap dibaca jelas.
Contoh : اَلْبَلاَغُ اَلْخَبِيْرُ اَلْغَفُوْرُ
B. Idgham (Al) Syamsiyyah
Yang dinamakan idgham syamsiyyah adalah apabila ada "Al" bertemu salah satu huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Apabila ada bacaan tersebut maka "Al" tidak lagi dibaca jelas, melainkan masuk ke huruf berikutnya.
Contoh : وَالتِّيْنِ وَالشَّمْسِ اَلضَّلاَلُ


HUKUM BACAAN MIM SUKUN

( مْ )


A. Idgham Mutamatsilain
Yang dinamakan idgham mutamatsilain adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Adapun cara membacanya adalah dengan dengung yang sempurna.
Contoh : لَهُمْ مَا يَتَّقُوْنَ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ
B. Ikhfa' Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan dengung yang sampurna.
Contoh : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ رَبُّهُمْ بِهِمْ
C. Idzhar Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf : ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ﻫ ي. Adapun cara membacanya adalah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim sukun tanpa disertai dengung.
Contoh : ن- لَهُمْ نَائِمُوْنَ ل- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُم


LAFADZ ALLAH
(الله)


Hukum Bacaan lafadz Allah terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Tafkhim
Dibaca tafkhim apabila lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.
Contoh : قُلْ هُوَ اللهُ اِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ
2. Tarqiq
Dibaca tarqiq apabila lafadz Allah bertemu didahului dengan harakat kasrah.
Contoh : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


HUKUM BACAAN RA'

(ر)

Huruf ra (ر) adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, suatu waktu dibaca tebal (tafkhim) dan suatu waktu dibaca tipis (tarqiq). Jadi hukum membaca huruf ra' ada dua macam, yaitu :
1. Tafkhim (تفخيم)
Ra' dibaca tafkhim apabila :
a. Berharakat fathah, fathatain, dhummah atau dhummatain.
Contoh : اَلرَّحِيْمُ خَيْرًا رُوَيْدًا كَبِيْرٌ
b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhummah.
Contoh : اَرْسَلَ قُرْ آنٌ
c. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berupa hamzah washal (hamzah tambahan) yang berharakat kasrah.
Contoh : اِرْجِعِيْ اِرْكَبْ
d. Berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti'la' (huruf yang dibaca tebal, yaitu: خ ص ض غ ط ق ظ)
Contoh : مِرْصَادٌ قِرْطَاسٌ فِرْقَةٌ
e. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah dan dibaca waqaf.
Contoh : ©وَالْفَجْرِ ® وَالْفَجْرْ
©مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ ® مِنْ اَلْفِ شَهْرْ
2. Tarqiq (ترقيق)
Ra' dibaca tarqiq apabila :
a. Berharakat kasrah atau kasratain.
Contoh : رٍ- خُسْرٍ رِ- رِجْسٌ
b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh : فِرْعَوْنَ فَكَبِّرْ
c. Didahului ya' sukun dibaca waqaf.
Contoh : © خَيْرٍ® خَيْرْ ©بَصِيْرٌ ® بَصِيْرْ
d. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat kasrah dan dibaca waqaf. Contoh : © بِكْرٌ ® بِكْرْ


BACAAN QALQALAH

Yang dinamakan bacaan qalqalah adalah membunyikan huruf dengan suara yang berlebih dari makhraj hurufnya (disertai dengan getaran suara).
Huruf qalqalah ada lima, yaitu ق ط ب ج د yang terkumpul dalam lafadz : قَطْبُ جَدٍ
Bacaan qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Qalqalah sughra
Yaitu apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun (mati) asli. Contoh :
ق- يَقْرَأُ ط- اَطْوَارًا ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ
د- يَدْخُلُ


2. Qalqalah kubra
Yaitu apabila ada huruf qalqalah dibaca sukun karena waqaf. Contoh : © اَحَدٌ ® اَحَدْ © خَلَقَ ® خَلَقْ


HUKUM BACAAN MAD

Yang dinamakan mad adalah apabila ada fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dhummah diikuti wawu sukun dan harus dibaca panjang.
Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Mad Asli atau mad thabi'i ( مد اصلي ¤مد طبيعي )
Yaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. Contoh : قَالُوْا نُوْحِيْهَا
B. Mad Far'I (مد فرعي)
Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid.

Mad far'i terbagi menjadi :
1. Mad Wajib Muttashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : لِقَاءَۤنَا - نِدَاۤءً
2. Mad Jaiz Munfashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : اِنَّاۤ اَعْطَيْنَاكَ - وَمَاۤ اُمِرُوْا
3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : وَلاَالضَّـۤالِّيْنَ - اَلْحَاۤقَّةُ
4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : اٰۤ ْلاٰنَ
5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : حٰمۤ طٰسۤ
6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : الم طٰسم
7. Mad Iwadh
Yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (ﺔ ). Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : © عَلِيْمًا ® عَلِيْمَا
8. Mad Silah
Yaitu setiap ada ha' dhamir ( ﻪ ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ
b. Mad Silah Thawilah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya dua setengah alif / lima harakat.
Contoh : مَا لَه اَخْلَدَهُ
9. Mad 'Aridh Lis sukun
Yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh : © صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ ® صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمْ
10. Mad Badal
Yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif.
Contoh : آمَنُوْا اِيْمَانٌ اُوْتُوْا

11. Mad Layyin

Yaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat.
Contoh : © مِنْ خَوْفٍ ® مِنْ خَوْفْ
© اِلَيْهِ ® اِلَيْهْ


TANDA WAQAF

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid waqaf adalah menghentikan pembacaan, baik untuk tidak diteruskan atau untuk mengambil nafas agar dapat melanjutkan bacaan selanjutnya. Waqaf dibagi menjadi dua, yaitu :
Waqaf Ikhtiyari
Yaitu waqaf yang disengaja tanpa ada suatu sebab apapun, seperti ketika ada tanda waqaf atau pada akhir ayat.
Contoh :© اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Waqaf Idhtirari
Yaitu waqaf yang terpaksa dilakukan karena sebab-sebab tertentu, seperti karena pendek nafas. Dalam hal ini seseorang yang terpaksa waqaf karena tidak kuat lagi nafasnya, maka harus mengulangi kalimat sebelumnya.
lContoh :
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِيْنَ الَّذِيْنَ اِذَااكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ©
Karena pendek nafas, kemudian berhenti pada kalimat اِذَااكْتَالُوْا maka sebelum dilanjutkan harus diulang dari اِذَااكْتَالُوْا

Tanda-tanda waqaf : ط قلى قف ج ® sebaiknya berhenti


Tanda-tanda washal : ص صلى لا ز ® sebaiknya dibaca terus
م ® harus berhenti


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين


GHUNNAH MUSYADDADAH
(نّ - مّ)

Yang dinamakan ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ). Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung yang sempurna (2 / 3 harakat)
Perhatikan contoh berikut :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ


 
HUKUM BACAAN NUN SUKUN DAN TANWIN
نْ ( ً ٍ ٌ )

A. Idzhar Halqi
Yang diamakan idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ
Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas.
Contoh :
ء - مَنْ اٰمَنْ ح - مِنْ حمَِيْمٍ خ - مِنْ خَلاَقٍ
ع - اَنْعَمْتَ غ - مِنْ غِسْلٍ ﻫ - مَنْ هَلَكَ
B. Iqlab
Yang dinamakan iqlab adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun ketika bertemu dengan huruf Ba' (ب)
Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
C. Idghom Bighunnah
Yang dinamakan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4, yaitu : ي م ن و Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengung yang lama.
Contoh :
ي - قُلُوْبٌ يَّوْمَئِذٍ م – عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
ن – عَنْ نَّفْسِهِ و – مِنْ وَّرَائِهِمْ
D. Idghom Bila Ghunnah
Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ل ر Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung.
Contoh : ل - مِنْ لَّدُنْهُ ر – رَبٍّ رَّحِيْمٍ
E. Ikhfa' Haqiqi
Yang dinamakan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan menyamarkan (antara idzhar dan idgham) disertai dengan dengung yang sempurna.
Contoh :
ت - مِنْ تَحْتِهاَ ث - مَاءً ثَجَّاجًا ج - اَنْجَيْنَاكُمْ
ش – عَذَابًا شَدِيْداً د – مِنْ دُوْنِ اللهِ ذ – مَنْ ذَاالَّذِيْ
س – اِنَّ الْاِنْسَانَ ش – عَذَابٌ شَدِيْدٌ ص – وَلَدًاصَالِحًا
ض – مَنْضُوْدٍ ط – وَمَا يَنْطِقُ ظ – عَنْ ظُهُوْرِهِمْ
ف – عُمْيٌ فَهُمْ ق – رِزْقًاقَالُوْا ك – كِرَامًاكَاتِبِيْنَ


HUKUM BACAAN AL
(اَلْ)

A. Idzhar (Al) Qomariyyah
Yang dinamakan Idzhar qamariyyah adalah apabila ada "Al" bertemu huruf qamariyah yang berjumlah 14, yaitu : ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ء ي
Apabila ada bacaan "Al" bertemu dengan huruf qamariyah tersebut maka "Al" tetap dibaca jelas.
Contoh : اَلْبَلاَغُ اَلْخَبِيْرُ اَلْغَفُوْرُ
B. Idgham (Al) Syamsiyyah
Yang dinamakan idgham syamsiyyah adalah apabila ada "Al" bertemu salah satu huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Apabila ada bacaan tersebut maka "Al" tidak lagi dibaca jelas, melainkan masuk ke huruf berikutnya.
Contoh : وَالتِّيْنِ وَالشَّمْسِ اَلضَّلاَلُ


HUKUM BACAAN MIM SUKUN

( مْ )


A. Idgham Mutamatsilain
Yang dinamakan idgham mutamatsilain adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Adapun cara membacanya adalah dengan dengung yang sempurna.
Contoh : لَهُمْ مَا يَتَّقُوْنَ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ
B. Ikhfa' Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan dengung yang sampurna.
Contoh : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ رَبُّهُمْ بِهِمْ
C. Idzhar Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf : ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ﻫ ي. Adapun cara membacanya adalah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim sukun tanpa disertai dengung.
Contoh : ن- لَهُمْ نَائِمُوْنَ ل- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُم


LAFADZ ALLAH
(الله)


Hukum Bacaan lafadz Allah terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Tafkhim
Dibaca tafkhim apabila lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.
Contoh : قُلْ هُوَ اللهُ اِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ
2. Tarqiq
Dibaca tarqiq apabila lafadz Allah bertemu didahului dengan harakat kasrah.
Contoh : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ


HUKUM BACAAN RA'

(ر)

Huruf ra (ر) adalah salah satu huruf hijaiyah yang pengucapannya berbeda-beda, suatu waktu dibaca tebal (tafkhim) dan suatu waktu dibaca tipis (tarqiq). Jadi hukum membaca huruf ra' ada dua macam, yaitu :
1. Tafkhim (تفخيم)
Ra' dibaca tafkhim apabila :
a. Berharakat fathah, fathatain, dhummah atau dhummatain.
Contoh : اَلرَّحِيْمُ خَيْرًا رُوَيْدًا كَبِيْرٌ
b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhummah.
Contoh : اَرْسَلَ قُرْ آنٌ
c. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berupa hamzah washal (hamzah tambahan) yang berharakat kasrah.
Contoh : اِرْجِعِيْ اِرْكَبْ
d. Berharakat sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berupa huruf isti'la' (huruf yang dibaca tebal, yaitu: خ ص ض غ ط ق ظ)
Contoh : مِرْصَادٌ قِرْطَاسٌ فِرْقَةٌ
e. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah dan dibaca waqaf.
Contoh : ©وَالْفَجْرِ ® وَالْفَجْرْ
©مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ ® مِنْ اَلْفِ شَهْرْ
2. Tarqiq (ترقيق)
Ra' dibaca tarqiq apabila :
a. Berharakat kasrah atau kasratain.
Contoh : رٍ- خُسْرٍ رِ- رِجْسٌ
b. Berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Contoh : فِرْعَوْنَ فَكَبِّرْ
c. Didahului ya' sukun dibaca waqaf.
Contoh : © خَيْرٍ® خَيْرْ ©بَصِيْرٌ ® بَصِيْرْ
d. Didahului huruf mati selain ya' yang sebelumnya berupa huruf yang berharakat kasrah dan dibaca waqaf. Contoh : © بِكْرٌ ® بِكْرْ


BACAAN QALQALAH

Yang dinamakan bacaan qalqalah adalah membunyikan huruf dengan suara yang berlebih dari makhraj hurufnya (disertai dengan getaran suara).
Huruf qalqalah ada lima, yaitu ق ط ب ج د yang terkumpul dalam lafadz : قَطْبُ جَدٍ
Bacaan qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Qalqalah sughra
Yaitu apabila ada huruf qalqalah yang dibaca sukun (mati) asli. Contoh :
ق- يَقْرَأُ ط- اَطْوَارًا ب- يَبْخَلُ ج- يَجْعَلُ
د- يَدْخُلُ


2. Qalqalah kubra
Yaitu apabila ada huruf qalqalah dibaca sukun karena waqaf. Contoh : © اَحَدٌ ® اَحَدْ © خَلَقَ ® خَلَقْ


HUKUM BACAAN MAD

Yang dinamakan mad adalah apabila ada fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya' sukun, dhummah diikuti wawu sukun dan harus dibaca panjang.
Hukum mad dibagi menjadi dua, yaitu :
A. Mad Asli atau mad thabi'i ( مد اصلي ¤مد طبيعي )
Yaitu mad yang tidak bertemu hamzah, sukun dan tasydid. Cara membacanya adalah panjang satu alif / dua harakat. Contoh : قَالُوْا نُوْحِيْهَا
B. Mad Far'I (مد فرعي)
Yaitu mad yang bertemu dengan hamzah, sukun atau tasydid.

Mad far'i terbagi menjadi :
1. Mad Wajib Muttashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Adapun cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : لِقَاءَۤنَا - نِدَاۤءً
2. Mad Jaiz Munfashil
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan hamzah di lain kalimat. Cara membacanya adalah panjang lima harakat / dua setengah alif.
Contoh : اِنَّاۤ اَعْطَيْنَاكَ - وَمَاۤ اُمِرُوْا
3. Mad Lazim Kilmi mutsaqqal
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan tasydid dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : وَلاَالضَّـۤالِّيْنَ - اَلْحَاۤقَّةُ
4. Mad Lazim Kilmi Mukhaffaf
Yaitu apabila ada mad bertemu dengan huruf sukun asli dalam satu kalimat. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif.
Contoh : اٰۤ ْلاٰنَ
5. Mad Lazim Harfi Mutsaqqal
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf fawatihus suwar (pembuka surat). Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : حٰمۤ طٰسۤ
6. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Yaitu mad yang terletak pada huruf-huruf pembuka surat dan bertemu tasydid. Panjangnya adalah enam harakat / tiga alif
Contoh : الم طٰسم
7. Mad Iwadh
Yaitu harakat fathatain dibaca waqaf, selain ta' marbuthah (ﺔ ). Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : © عَلِيْمًا ® عَلِيْمَا
8. Mad Silah
Yaitu setiap ada ha' dhamir ( ﻪ ) / Hu atau Hi yang terletak diantara dua huruf hidup. Mad silah terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Mad Silah Qasirah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan huruf selain hamzah. Panjangnya dua harakat / satu alif. Contoh : لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ
b. Mad Silah Thawilah
Yaitu apabila ada mad silah bertemu dengan hamzah (bentuknya alif). Panjangnya dua setengah alif / lima harakat.
Contoh : مَا لَه اَخْلَدَهُ
9. Mad 'Aridh Lis sukun
Yaitu apabila ada mad bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat. Contoh : © صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ ® صِرَاطَ الْمُسْتَقِيْمْ
10. Mad Badal
Yaitu setiap ada aa, ii, uu yang dibaca panjang. Adapun cara membacanya adalah panjang dua harakat atau satu alif.
Contoh : آمَنُوْا اِيْمَانٌ اُوْتُوْا

11. Mad Layyin

Yaitu apabila ada fathah diikuti wawu sukun atau ya' sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjangnya adalah tiga alif / enam harakat.
Contoh : © مِنْ خَوْفٍ ® مِنْ خَوْفْ
© اِلَيْهِ ® اِلَيْهْ


TANDA WAQAF

Menurut bahasa waqaf artinya berhenti. Sedangkan dalam istilah ilmu tajwid waqaf adalah menghentikan pembacaan, baik untuk tidak diteruskan atau untuk mengambil nafas agar dapat melanjutkan bacaan selanjutnya. Waqaf dibagi menjadi dua, yaitu :
Waqaf Ikhtiyari
Yaitu waqaf yang disengaja tanpa ada suatu sebab apapun, seperti ketika ada tanda waqaf atau pada akhir ayat.
Contoh :© اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Waqaf Idhtirari
Yaitu waqaf yang terpaksa dilakukan karena sebab-sebab tertentu, seperti karena pendek nafas. Dalam hal ini seseorang yang terpaksa waqaf karena tidak kuat lagi nafasnya, maka harus mengulangi kalimat sebelumnya.
lContoh :
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِيْنَ الَّذِيْنَ اِذَااكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ©
Karena pendek nafas, kemudian berhenti pada kalimat اِذَااكْتَالُوْا maka sebelum dilanjutkan harus diulang dari اِذَااكْتَالُوْا

Tanda-tanda waqaf : ط قلى قف ج ® sebaiknya berhenti


Tanda-tanda washal : ص صلى لا ز ® sebaiknya dibaca terus
م ® harus berhenti


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين